Setiap aku log in Facebook melalui PC atau melalui situs lengkap di Handphoneku, maka yang pertama kali kulakukan adalah menggeser kursor ke sisi kanan, geser ke bawah sedikit, lalu kuarahkan kursor tepat pada... "permintaan kekerabatan".
Seulas senyum selalu menghias wajahku setiap kali mengklik fitur yang disediakan FB itu. Ada yang memintaku jadi saudaranya, ada yang memintaku jadi pamannya, bapaknya, bahkan kakeknya (jelas iseng kalau ini). Ada-ada saja.
FB (dan social network yang lain) bagiku pribadi adalah unik. Ia tak hanya memberi sahabat baru, sahabat maya yang belum pernah bertemu wajah namun akrab dan serasa dekat, tetapi lebih daripada itu, ia memberikan keluarga virtual baru. Keluarga yang tak terikat darah tetapi terikat oleh ruh. Keluarga yang belum pernah bertemu namun memberikan kasih sayang sebagaimana keluarga asli kita sendiri.
Aku pribadi kesulitan memberikan contoh friendship melalui dunia maya ini, karena bagiku hubungan perkenalan di sini telah lebih dari friend, namun family. Keluarga, ya, keluarga, lebih daripada sekedar sahabat.
Aku punya banyak adik yang kusayangi di sini (sampai teman-teman bilang, semuanya kok adiknya Awy, :D). Punya banyak kakak yang menyayangiku dengan selalu membagikan pengalaman hidup mereka (sebab di dunia nyata, aku adalah sulung), bahkan punya Ibu-Ibu yang begitu perhatian padaku layaknya anak dia sendiri di dunia nyata.
Ummi Hubabah Yasmin Alaydrus salah satunya, Syarifah asal Johor Bahru Malaysia ini sudah layaknya ibu sendiri bagiku. Dengan bahasa khas melayunya banyak menghiburkan saat terasa gundah, sabar mendengar curahan-curahan hatiku. Mengingatkanku agar istirahat saat tahu aku begitu sibuk tapi masih menyempatkan diri online. Dan yang pasti terus memberiku support.
Kongsi, itu istilah beliau jika aku ingin curhat soal apapun.
Atau semisal Bunda Ummu Zahro', yang jika ada orang berangkat ke Makkah untuk umroh atau haji, mengirimi aku apapun yang bisa beliau kirim, anak tanpa melahirkan, kata beliau. Begitupula Bunda Ummu Rayya.
Aku pun menikmati keluhan, pertanyaan atau curhat apapun dari adik-adik mayaku itu. Kuperhatikan mereka satu persatu sebisaku dan semampuku, memeluk hati mereka dengan kasih sayangku. Setidaknya, untuk sahabat-sahabatku, yang ingin kulakukan adalah merespon semua komentar baik di status atau catatan-catatanku. Walau saat yang sama tubuhku terkadang telah penat oleh aktivitas sehari-hari dan kesibukan yang lain.
Bahkan saat chatting, terus terang, aku terbiasa melayani lebih dari 20 private chat, dan terkadang merangkap diskusi di beberapa room. Hanya demi membahagiakan sahabat yang membutuhkanku. Maka, setiap aku ditanya, kak, sibuk tidak? Maka jawaban pastiku adalah, tidak. Demi mereka.
Ada kepuasan dan kebahagiaan tersendiri saat mampu merespon sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku dan seluruh keluarga mayaku. Tentu saja lintasan ingin bertemu kelak, menjalin persahabatan yang lebih erat di dunia nyata. Lintasan bisa bertatap wajah, melempar seulas senyum tulus nan hakiki pada mereka. Sungguh, demi Allah, menjadi temanmu adalah indah :)
Maka, tentu aku pribadi tidak pernah bisa menjawab siapa di antara sahabat FB yang paling dekat? Karena menurutku semuanya serasa dekat di hatiku dengan kerelatifan bentuk kedekatan itu sendiri, sesuai dengan individu masing-masing.
Akhir catatan, jika boleh mengatakan, hubunganku dengan semua kontak yang ada di friend list seluruh akun-akunku, adalah tak lagi Long Distance Friendship. Tapi telah bermetamorfosa menjadi Long Distance... Family :)
Alhamdulillahi Robbil Alamin (*)
Makkah, 5 R. Awwal 1432 H
Seulas senyum selalu menghias wajahku setiap kali mengklik fitur yang disediakan FB itu. Ada yang memintaku jadi saudaranya, ada yang memintaku jadi pamannya, bapaknya, bahkan kakeknya (jelas iseng kalau ini). Ada-ada saja.
FB (dan social network yang lain) bagiku pribadi adalah unik. Ia tak hanya memberi sahabat baru, sahabat maya yang belum pernah bertemu wajah namun akrab dan serasa dekat, tetapi lebih daripada itu, ia memberikan keluarga virtual baru. Keluarga yang tak terikat darah tetapi terikat oleh ruh. Keluarga yang belum pernah bertemu namun memberikan kasih sayang sebagaimana keluarga asli kita sendiri.
Aku pribadi kesulitan memberikan contoh friendship melalui dunia maya ini, karena bagiku hubungan perkenalan di sini telah lebih dari friend, namun family. Keluarga, ya, keluarga, lebih daripada sekedar sahabat.
Aku punya banyak adik yang kusayangi di sini (sampai teman-teman bilang, semuanya kok adiknya Awy, :D). Punya banyak kakak yang menyayangiku dengan selalu membagikan pengalaman hidup mereka (sebab di dunia nyata, aku adalah sulung), bahkan punya Ibu-Ibu yang begitu perhatian padaku layaknya anak dia sendiri di dunia nyata.
Ummi Hubabah Yasmin Alaydrus salah satunya, Syarifah asal Johor Bahru Malaysia ini sudah layaknya ibu sendiri bagiku. Dengan bahasa khas melayunya banyak menghiburkan saat terasa gundah, sabar mendengar curahan-curahan hatiku. Mengingatkanku agar istirahat saat tahu aku begitu sibuk tapi masih menyempatkan diri online. Dan yang pasti terus memberiku support.
Kongsi, itu istilah beliau jika aku ingin curhat soal apapun.
Atau semisal Bunda Ummu Zahro', yang jika ada orang berangkat ke Makkah untuk umroh atau haji, mengirimi aku apapun yang bisa beliau kirim, anak tanpa melahirkan, kata beliau. Begitupula Bunda Ummu Rayya.
Aku pun menikmati keluhan, pertanyaan atau curhat apapun dari adik-adik mayaku itu. Kuperhatikan mereka satu persatu sebisaku dan semampuku, memeluk hati mereka dengan kasih sayangku. Setidaknya, untuk sahabat-sahabatku, yang ingin kulakukan adalah merespon semua komentar baik di status atau catatan-catatanku. Walau saat yang sama tubuhku terkadang telah penat oleh aktivitas sehari-hari dan kesibukan yang lain.
Bahkan saat chatting, terus terang, aku terbiasa melayani lebih dari 20 private chat, dan terkadang merangkap diskusi di beberapa room. Hanya demi membahagiakan sahabat yang membutuhkanku. Maka, setiap aku ditanya, kak, sibuk tidak? Maka jawaban pastiku adalah, tidak. Demi mereka.
Ada kepuasan dan kebahagiaan tersendiri saat mampu merespon sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku dan seluruh keluarga mayaku. Tentu saja lintasan ingin bertemu kelak, menjalin persahabatan yang lebih erat di dunia nyata. Lintasan bisa bertatap wajah, melempar seulas senyum tulus nan hakiki pada mereka. Sungguh, demi Allah, menjadi temanmu adalah indah :)
Maka, tentu aku pribadi tidak pernah bisa menjawab siapa di antara sahabat FB yang paling dekat? Karena menurutku semuanya serasa dekat di hatiku dengan kerelatifan bentuk kedekatan itu sendiri, sesuai dengan individu masing-masing.
Akhir catatan, jika boleh mengatakan, hubunganku dengan semua kontak yang ada di friend list seluruh akun-akunku, adalah tak lagi Long Distance Friendship. Tapi telah bermetamorfosa menjadi Long Distance... Family :)
Alhamdulillahi Robbil Alamin (*)
Makkah, 5 R. Awwal 1432 H