Doa Bahasa Jawa, Rahasia Dahsyatnya Kemantapan Hati

Doa Bahasa Jawa, Rahasia Dahsyatnya Kemantapan Hati - https://momen-ku.blogspot.co.id/ . Setiap pesantren, pasti memiliki ritual baca dzikir atau wirid bersama yang wajib dibaca dan diikuti oleh seluruh santrinya. Bahkan jika berhalangan membaca dzikir, wirid, dan doa tersebut di waktu yang ditentukan, si santri tadi dianjurkan untuk menggantinya di waktu lain.

Alhasil, setiap hari wirid ritual pesantren itu harus dibaca. Malah biasanya para pengasuhnya selalu memberi pesan pada setiap santri yang telah menyelesaikan masa pendidikan di pesantren tersebut, untuk tidak meninggalkan wirid harian tadi. Ini adalah salah satu ekselensi pendidikan ruh dan perlindungan jiwa di dunia pesantren yang tidak dipunyai lembaga pendidikan yang lain.

(Analisa dan catatan khusus : santri, atau jebolan pesantren yang memiliki perilaku serta pemikiran menyimpang, dan tidak sesuai dengan yang diajarkan pesantren, adalah mereka-mereka yang malas mengikuti ritual pembangun rohani ini waktu masih mondok. Dan meninggalkannya sama sekali saat keluar pesantren).

Nah, tentu saja, setiap pesantren punya wiridnya sendiri-sendiri. Tergantung latar belakang pengasuhnya waktu masih belajar dulu, dan yang pasti bacaan-bacaan wirid itu memiliki transmisi sanad sambung sinambung tak terputus bahkan sampai pada Nabi, dan tentu saja berdasarkan atas dalil, baik umum maupun khusus.

Beda Parengan Lamongan, Beda pula Pujon Malang, meski pilihan waktu wirid yang ditetapkan dua pesantren ini pada seluruh santrinya adalah sama, jam setengah tiga dini hari (saat enak-enaknya tidur) sampai dengan waktu isyroq (matahari barusan terbit sepenggalah), tentu saja sekaligus subuh, dan hanya dipisah istirahat sejenak setengah jam menjelang subuh untuk meneruskan tahajjud, atau sahur, atau haj'ah (tidur sebentar).

Nah, Pujon punya wirid unik, di samping wirid-wirid lain yang semuanya merupakan ma'tsurot dan doa-doa dari para salaf saleh. Wirid tersebut berbahasa jawa ! :D

Sebelumnya, dalam ritual baca wirid (di seluruh pesantren juga) semua dilakukan berjamaah dan satu suara, kecuali doa, biasanya sendiri-sendiri, maka tentu saja ada komandan bagian pemimpin wirid.

Doa Bahasa Jawa, Khas Pujon Malang

Kembali ke wirid jawa ala Pujon Batu Malang yang ternyata sangat manjur sekali dan banyak memberi bukti, adalah seperti ini bunyinya, disimak yah, kalau mau menghafal, dan dilakoni, nggak apa-apa, boleh banget. Kami membacanya dengan penuh semangat :D

(Allahumma Ya Robbana
Cukupono Luberono
Beras Akeh, Duit Akeh
Kanggo Ngaji, Lungo Haji
Barokahe Nabi Wali) :D .. kami baca 3x biasanya. Tentu saja masih ada doa jawa lain selain doa ini.

Dan kenyataan, banyak pembaca doa ini sukses ke Mekkah, bahkan asramaku, Masyru' Rushaifah, 95% penghuninya adalah dari Pujon, pembaca wirid antik ini :D

Rahasia Doa Bahasa Jawa


Pada intinya, yang dibutuhkan dalam doa, dzikir, wirid atau apapun adalah kemantapan dalam membacanya, dan itu akan semakin meyakinkan saat kita tahu arti dan maksud apa yang kita baca, hati semakin mantap, kokoh dan tenang.

Sebab terkabul dan merasuknya khasiat wirid atau doa adalah tergantung oleh kemantapan hati kita. Ini rahasianya. Semakin mantap, maka akan semakin besar dan semakin cepat kemungkinan dikabulkannya sebuah doa, hal yang banyak sekali orang lalai.

Lah, kok bahasa jawa? Nggak bahasa Arab? Pakai bahasa sansekerta sekalipun tak jadi soal, bukan sebuah kewajiban berdoa dalam bahasa Arab, karena Allah Ta'ala adalah Pencipta bahasa dan tentu saja Paham semua bahasa.

Hanya kalau sholat saja kita diwajibkan berbahasa arab, termasuk doa. So kalau ingin doa yang lain (waktu sujud misalkan) dan tidak bisa bahasa arab, maka ucapkan dalam hati doa dan permintaan itu. Karena kalau pakai bahasa selain arab, batal sholatnya.

Kan tidak dari Nabi, bid'ah dong? Haduh, bid'ah lagi. Bab doa itu bab lebar, Nabi memberikan contoh dan membebaskan setiap individu untuk mengajukan permintaan masing-masing. Apalagi ayat doa dalam al-qur'an adalah perintahnya umum, "Berdoalah, mintalah pada-Ku". Tidak ada perintah kamu harus doa dengan kalimat ini, harus meminta dengan doa itu, dan seterusnya.

Meski tentu saja, doa dan wirid yang diajarkan langsung oleh Nabi adalah yang terbaik. Bukti daripada itu, para sahabat banyak sekali yang mempunyai doa pribadi, tersebar di berbagai kitab-kitab kebijakan kuno. Salah satunya adalah Doa Saif kepunyaan S. Ali bin Abi Tholib yang panjangnya dari Anyer sampai Panarukan :D

Pada akhirnya, dalam setiap hari, jangan sampai ruh dan jiwa kita putus kontak dari Allah Ta'ala. Oke, sholat 5 waktu adalah penyambung utama koneksi akhirat itu, namun itu adalah ibadah protokoler yang memang harus ditempuh. Kita juga harus mencari jalur lain untuk semakin memperbanyak link.

Kenalkan dirimu pada Allah di waktu luang, maka Dia akan Mengenalimu (menolongmu) di waktu kamu terdesak dan sangat membutuhkan pertolongan-Nya.. (arrif nafsak ilallah fi rokho', ya'rifka fis syiddah).

Sebab hukum alam, mengetuk pintu untuk bertamu, adalah keharusan :)

Doa Bahasa Jawa, Rahasia Dahsyatnya Kemantapan Hati