TIPS MENYIKAPI RASA KECEWA Terhadap Kondisi Apapun

Tips Menyikapi Rasa Kecewa Terhadap Apapun - Momenku . Setiap dari kita, pasti pernah mengalami kekecewaan. Dikecewakan oleh keadaan, dikecewakan teman, kekasih, murid, relasi, anggota keluarga, saudara, bahkan oleh anak sendiri.

Orang yang tidak mungkin mengecewakan kita adalah hanya orang tua kita. Apapun yang mereka lakukan dan meski mungkin tidak cocok dengan hati kita, tetap kita tidak boleh mengatakan bahwa mereka mengecewakan kita.

Lah kok bisa? Ada alasan di sini, intinya, "Anta wa Maluka li abika". Dirimu dan hartamu adalah kepunyaan orang tuamu. Jadi terserah mereka mau apa saja terhadap kita, selama mereka tidak memerintah berbuat dosa. Selain itu, penghormatan dan berbakti adalah segala-galanya, meski orang tua berbeda agama.

Oke, kita bahas lagi tentang kecewa ini. Aku pribadi, pernah merasa sangat dikecewakan, dan kekecewaan itu semakin besar saat sebelumnya kita telah berbuat banyak, telah membantu, namun ternyata pada akhirnya kita ditinggal begitu saja. Aku mengalami hal ini ironisnya di pesantren orang tua sendiri, saat seluruh sistem yang aku kembangkan di organisasi pesantren, dibatalkan dan tidak digunakan lagi tanpa ada alasan jelas yang melegalkan tindakan itu.

Pernah juga aku dikecewakan bahkan oleh murid yang aku ajar sendiri dan yang aku menjadi wali kelas mereka saat mereka tak satupun mendukung ide yang aku tawarkan. Walau jauh di kemudian hari mereka menyesal, namun apa gunanya, hati terlanjur kecewa dan semua bayangan sudah buyar. Pasti kita pernah alami hal ini. Hanya berbeda sampel kasusnya saja.

Pernah juga kecewa oleh ulah rekan redaksi saat masih di majalah. Aku mati-matian kerja siang malam, membangun dari awal, namun saat pertama kali launching jadi majalah, bermetamorfosa dari mading, namaku tidak tercantum di jajaran redaksi, sementara orang yang sejak awal tidak ada kerja atau kontribusi apapun di redaksi, meski satu judul tulisan, tiba-tiba namanya muncul di barisan redaksi. Aku masih ingat kemarahan luar biasa 10 tahun lalu atas tindakan yang sangat mengecewakan. Dan lain sebagainya.

TIPS MENYIKAPI RASA KECEWA Terhadap Kondisi Apapun

Cara Menghilangkan Rasa Kecewa 


Namun, aku akui, aku juga sering mengecewakan orang lain. Maka, jika aku dikecewakan, aku anggap itu balasan atas tindakanku. Dan memang itu adanya. Kamaa tadinu tudan.

Memang pada dasarnya, jika kita bijak menanggapi, kecewa adalah salah satu fakultas dalam universitas kehidupan yang mendidik kita untuk menjadi manusia yang tangguh. Namun fakultas ini begitu keras dan banyak orang tak betah di dalamnya.

Dalam fakultas ini kita banyak sekali mendapat mata kuliah. Belajar untuk legawa, untuk bisa ikhlas, menahan marah, memaafkan, memaklumi, tidak putus asa, berharap besar lagi, memahami takdir, meskipun terasa sangat pahit. Dan bukankah obat yang menyembuhkan rasanya juga pahit?

Bisa dipastikan, jika kita marah, putus asa, tidak legawa, mangkel, maka yang terjadi adalah kita menyiksa diri kita sendiri. Memang ada perasaan dikhianati, dan ini yang sangat menyakitkan, tetapi kita dituntut dewasa menyikapi "pengkhianatan" itu dan tidak membalasnya.

Kegagalan menyikapi kekecewaan, berdampak sangat negatif sekali dalam kehidupan kita di masa depan jika kita berlarut-larut dalam kekecewaan itu.

Pelajaran terbesar yang terekam dalam al-Qur'an perilah menahan hati dari kekecewaan, adalah kejadian yang dialami Nabi Ya'qub, ketika dikerjai anak-anaknya dengan memisahkan beliau dari putra kecilnya, Nabi Yusuf, sebelum disusul beberapa tahun kemudian dengan Benyamin. Berpuluh tahun Nabi Ya'qub memendam kecewa, sampai matanya buta, hingga Allah mengobati kesabaran beliau dengan kembalinya kedua putranya dalam keadaan yang luar biasa. Nabi sekaligus penguasa.

Bukankah secara implisit Nabi Ya'qub memberi pelajaran juga pada kita, bahwa keputusasaan bisa menjadikan seseorang kufur.

Yang harus kita ketahui, bahwa langkah terbaik untuk mengobati dan meredam kekecewaan adalah memahami dengan baik tentang takdir itu sendiri. Bahwa Allah telah Mengatur dan tahu apa yang terbaik buat kita. Sekaligus barometer seberapa jauh keikhlasan dalam diri kita juga kejernihan hati.

Karena kejernihan hati, keselamatan jiwa kita dari seluruh penyakit hati, adalah segalanya. Kekecewaan yang ditimbun, bisa sangat membahayakan karena potensi untuk terjangkiti dendam, sombong, iri, dan seterusnya, menjadi sangat besar.

Maka yang terbaik, adalah segera menyusun langkah baru, belajar dari kesalahan agar tak dikecewakan lagi, dan melupakan masa lalu. Sebab yang dituntut dari kita adalah, berbuat sebaik-baiknya karena Allah Ta'ala saja, memberi kemanfaatan pada orang lain tanpa mengembalikan jasa itu pada diri kita.

Maka, jika kita mampu bersikap seperti ini, berbesar hati, kemungkinan besar untuk tidak larut dalam kekecewaan pasti kita miliki. Marah memang wajar, itu manusiawi, tetapi seyogyanya berpikir yang lebih positif untuk mengobati kekecewaan itu.

Istilah orang jawa, anggep ae durung jodone, durung rejekine.. Gitu aja kok repot. Karena orang yang tenggelam dalam kekecewaan, potensi juga untuk mati dalam waktu cepat.

Akhir catatan, kita masih perlu belajar banyak menyikapi hidup, dan menjadi dewasa, dengan tidak terpengaruh oleh keadaan :)

Solusi Ampuh Membuang Rasa Kecewa