Diaryku (100) : Pelajaran Penting... KEGIGIHAN ADALAH KUNCI KEHIDUPAN

@ Tanpa terasa, akhirnya kita sampai pada catatan ke-100. Setidaknya, ada 100 pelajaran kehidupan yang kita dapat dari 100 pengalaman berbeda yang aku alami, dan memang sengaja aku tuliskan buat seluruh sahabatku untuk diketahui bahwa di setiap kejadian pasti ada pelajaran. Adapun kenapa kisahku yang aku tuliskan, hanyalah sebatas objek saja, sebagai percobaan awal. Juga, bahwa pelajaran yang dipetik dari kisah nyata dan sudah pernah dialami (tidak sekedar katanya), hasilnya adalah lebih meyakinkan bagi pembacanya. Sudah ada ujicoba dan hasil nyata tersendiri dari laboratorium kehidupan.


@ Dari seluruh catatan dari diaryku yang mencapai 100 seri ini (plus catatan-catatan khusus yang lain) lagi-lagi terdapat pelajar penting yang bisa sahabatku sekalian petik, bahwa proses penulisannya, seluruhnya (177 catatan sampai sekarang), aku hanya menggunakan media Handphone saja. Pelajaran moral penting, kita mampu selama kita mau.


@ pertama, tentu adalah sebuah target yang tercapai, obsesi yang tergapai, hanya bisa diraih dengan kegigihan. Bahwa tak ada namanya kebetulan di dunia ini, semua butuh proses. Juga tak ada term halangan dalam kamus kehidupan kita, selama kita gigih. Kekurangan fasilitas, keadaan tak mendukung, tidak bisa menyusun kata, tidak ada biaya, tidak PD, hanyalah kalimat yang tersusun dari gumpalan keputusasaan yang tidak seharusnya ada pada diri seorang muslim yang baik. Memang yang kulakukan hanyalah sebuah contoh kecil saja, namun bisa dijadikan analogi sekaligus motivasi bagi (diriku sendiri) juga seluruh sahabatku untuk menjadikan kehidupan kita lebih bersemangat dan bergairah. Bahwa hidup itu indah.


@ keberanian untuk mencoba, dengan tanpa melihat kemungkinan-kemungkinan buruk terlebih dahulu, adalah kunci awal kesuksesan. Sebab terkadang, munculnya ketakutan-ketakutan sebelum terjun pada kompetisi, adalah titik awal dari kehancuran total secara perlahan, yang bisa merubah hidup serasa menjadi neraka, selamanya. Mungkin untuk bangkit, tapi itu bisa memakan tempo lama, membuang waktu dan energi. Maka optimislah terlebih dahulu, baru menghitung kemungkinan, dengan menganggapnya tetap pada kemungkinan, tidak lebih. Agar tak jadi kerikil.


@ Kebebasan berekspresi, kebebasan berpikir, tanpa takut kritikan, dan menjadikannya sebagai renovator atas kekurangan, serta dengan tetap berada pada norma dan adab, adalah sebuah keharusan untuk mencapai kesuksesan. Untuk meraih hasil memuaskan. Kebebasan yang keluar dari jalur, justru akan berbalik menjadi belenggu pada jiwa. Tak ada ketenangan hidup, hal yang paling kita cari.


@ poin penting, bahwa semua keberhasilan, ketenaran pada dasarnya adalah murni pemberian dan anugerah Allah Ta'ala yang dibutuhkan usaha dan ketergantungan pada-Nya untuk meraihnya. Sebagai sunnatullah, hukum alam, sebagaimana yang dicontohkan para Nabi. Kesuksesan model ini juga, melahirkan ketenangan batin yang luar biasa, keimanan yang makin menguat. Karena banyak kesuksesan dan ketenaran, yang justru membuat pelakunya mengalami kekosongan batin dan kegoncangan jiwa yang luar biasa. Dan contoh teramat banyak. Artis.


@ bebaskan jiwamu, pikiranmu, kita adalah manusia merdeka, tak ada yang mampu menekan kita. Deadline dalam hal apapun jangan jadikan beban, tapi jadikan titik pacu kesemangatan. Terapkan prinsip 3S. Santai, serius, sukses. Keberadaan strata, atau perbedaan status, pada mulanya adalah untuk mengatur kehidupan yang dinamis, bukan sebuah tekanan atau kediktatoran. Namun sayang disalahgunakan, akibat ketidakfahaman akan kehidupan, dan bermuara dari kesombongan.


@ Bagi aku pribadi, catatan-catatan di diaryku ini, adalah sebagai pengingat, pelurus akan kelalain, pembentak kebodohan, untuk menempuh masa depan yang lebih baik. Doakan.


@ Bagi teman-teman, jangan jadikan pribadiku dalam kisah ini sebagai ukuran, tapi lihatlah dengan pandangan umum, bukan pandangan personal, ambil pelajaran dari apa yang kualami. Dan aku yakin, teman-teman pasti mampu mengambil pelajaran dari pengalaman pribadi masing-masing. Karena pada dasarnya, kita semua adalah manusia, dan kita dari Nabi Adam, dan Nabi Adam dari tanah.


@ Bahwa merenung, adalah ibadah teragung. Kita tak akan mampu mengambil pelajaran kehidupan apapun jika kita tak mau merenung. Dan setelah itu mewujudkannya dengan usaha nyata untuk melakukan perubahan. Tidak berhenti sebatas renungan saja.


@ Daripada sibuk mencari kesalahan orang lain, lebih baik sibuk menyisir kesalahan sendiri. Itu adalah salah satu dampak positif merenung.


@ Kenarsisan-kenarsisan yang ada dalam beberapa catatanku, jadikan pelajaran, bahwa hal itu tidak baik dilakukan. Paling tidak sahabat bisa merasakan, bagaimana muaknya kita melihat orang yang suka menarsiskan dirinya sendiri. Dan akhirnya, kita tidak berlaku seperti itu. Karena seketika bisa menguapkan seluruh kekaguman. Sekali lagi, sebuah pelajaran di dalam pelajaran.


@ Pada saat tertentu, memang kita harus jadi martir, harus mengorbankan diri sendiri, rela diolok dan dicibir, demi untuk kemaslahatan umum dan kebahagiaan orang lain. Namun di saat seperti ini, yang dituntut dari kita adalah kepintaran untuk menata hati, agar tetap netral pada ketulusan dan keinginan awal, untuk kehidupan.


@ Pada akhirnya, semuanya kembali kepada Allah. "Laa Haula wa Laa Quwwata Illa billah". Mental ini yang harus selalu tertanam di lubuk terdalam hati kita. Karena pemahaman yang baik terhadap konsep "Laa Haula Wa Laa quwwata illa billah" akan melahirkan sikap rendah hati, sikap tawadhu, sekaligus memunculkan seluruh potensi kehidupan yang difitrahkan Allah dalam diri kita. Tanpa ada rasa arogan.


@ Empat asas kesuksesan : Cita-cita tinggi, tidak putus asa, kejujuran, dan... Cinta.


@ Sebuah kata mutiara, bahwa sesungguhnya antusiasme massa, dan pengidolaan mereka terhadap kita, adalah sesuatu yang tak bisa dicari, tetapi ia adalah pemberian. Dan jika kita memperoleh keduanya, maka ingat, jangan gembira karenanya. Hati-hati.


@ Akhir catatan, analogykan seluruh catatanku ini, dan seluruh apa yang dimuat dalam catatanku ini, dalam kehidupan kalian, sesuai dengan profesi dan jalur hidup kalian. Karena pada dasarnya hidup adalah perbandingan untuk dicocokkan. Sebagaimana yang kita tahu, bahwa contoh penambahan tidak cuma berhenti pada 1+1, sebagaimana contoh Fi'il Fa'il tidak cuma hanya Ja-a Zaidun.


Semoga sukses, bi idznillah :)