Sebenarnya, jika kita mau sejenak saja merenungi satu ayat saat membaca al-Qur'an, atau mau merenungkan momen-momen penting dalam perikehidupan Nabi Muhammad S.a.w sejak beliau lahir, kita akan menemukan pelajaran kehidupan yang memukau dan teramat besar, serta sangat penting bagi perjalanan hidup kita berikutnya.
Coba, sesekali kita renungkan dalam-dalam makna dibalik satu ayat saja kala kita membaca al-Qur'an, cari terjemahnya, lalu mulailah mentafakkuri satu ayat tadi, pasti kita menemukan pelajaran yang sangat luar biasa.
Sebab Al-Qur'an, bisa kita temukan keindahannya dengan perenungan, bukan sekedar dibaca atau dihafalkan begitu saja. Mencoba memahami putih di balik hitam. Bukan sekedar membaca hitam di atas putih semata.
Salah satunya, Sepenggal kisah hidup penuh perjuangan dari seorang wanita agung yang dihormati oleh lebih dari 5 milyar penduduk bumi. Yang terekam dalam Al-Qur'an, dalam surat yang menyandang Nama wanita mulia itu, Bunda Maryam.
Saat beliau melewati fase yang begitu sulit dalam perjalanan hidup beliau dengan penuh ketenangan, kesabaran serta keteguhan luar biasa, dan pelajaran akan ketawakkalan serta kepasrahan tiada banding pada Sang Pencipta. Sebagai bukti akan kepahaman mendalam beliau mengenai kehidupan.
Tepatnya adalah ketika beliau seorang diri tertatih-tatih dan terlunta-lunta meninggalkan kota yang seluruhnya menuduhnya berbuat amoral sampai akhirnya melahirkan Bayinya, Isa/Yesus, di daerah Betlehem, di dekat sebatang pohon kurma, dalam kesendirian.
Apa yang diperintahkan Allah padanya? Goyang pohon kurma yang ada di sampingmu itu, akan berjatuhan setelah itu kurma-kurma muda untuk kamu makan dan mengembalikan kekuatan tubuhmu.
Sederhana, kisah seorang ibu, yang baru saja melahirkan, dalam keadaan yang sangat lemah sekali, disuruh menggoyang pohon kurma, agar buahnya berjatuhan untuk dimakan.
Tetapi jika diperhatikan, ada sebuah keanehan yang amat sangat dalam kisah ini, sekaligus pelajaran yang luar biasa besar.
Pohon kurma, adalah pohon yang kokoh dan bisa tumbuh tinggi menjulang sebagaimana layaknya keluarga pohon-pohon ini, palmeae. Untuk mengambil buah dari pohon kurma, tidak bisa kecuali harus dengan dipetik. Jadi, andai pohon ini digoyang oleh lelaki bertenaga gorilla sekalipun, buahnya tidak akan jatuh, meski sebutir saja !
Tetapi dalam ayat itu, Bunda Maryam diperintahkan untuk menggoyangnya, sementara beliau berada dalam puncak kondisi kelelahan luar biasa usai berjalan jauh meninggalkan kota dan melahirkan bayinya. Semua wanita, tahu kondisi ini.
Sebuah pelajaran kehidupan, bahwa segala sesuatu harus ditempuh dengan usaha. Sesederhana apapun usaha itu. Al-Akhdzu bil asbab, menempuh sebab, adalah suatu keharusan, meskipun sebabnya berbeda-beda, ada yang harus kerja keras ada yang tidak perlu mengeluarkan keringat. Sesuai tingkatan ketaqwaan masing-masing.
Harrik Yadak Turzaq, gerakkan tanganmu, pasti kamu akan diberi rizki. Sekaligus pelajaran yang sangat penting setelah itu, bahwa usai kita usaha, maka soal hasilnya kita harus segera mengembalikannya pada Allah Ta'ala. Dalam titik ini kita harus sepenuhnya segera kembali dan pasrah total kepada Allah dengan penuh pengharapan.
Karenga, Ketidakpahaman mengenai konsep bilateral antara usaha dan tawakkal, akan menyebabkan ketidakstabilan sekaligus ketidakseimbangan dalam hidup seseorang. Yang ujungnya, membuat dirinya kehilangan ketenangan, keputus asaan, yang kemudian akhirnya mendorongnya melakukan hal-hal yang tak sesuai dengan moral dan agama. Na'udzu billah.
Adapun jika kita mampu memahami dengan baik hubungan Usaha dan Tawakkal, maka dari sini kita akan mampu bersyukur atas hasil dari apapun yang kita dapat, terlebih jika memuaskan.
Jadi, tidak ada ceritanya seseorang memperoleh sesuatu tanpa bekerja, meski kerjanya hanya sekedar membolak-balik lembar buku, atau memutar tasbih saja.
Maka pada akhirnya, jika memang usaha kita itu belum menghasilkan sesuatu yang kita harapkan, dengan pemahaman akan konsep tawakkal yang bagus, akan mengantar kita untuk terus berusaha dan tidak putus asa serta pantang menyerah.
Sebaliknya, jika usaha kita membuahkan hasil yang memuaskan, pemahaman ini akan membantu kita untuk bersyukur yang pada saat yang sama memberikan injeksi kesemangatan pada kita untuk terus menjadi lebih baik, menuju pribadi Muslim yang sempurna.
Kemudian? Saatnya mengukur tawakkal kita masing-masing pada Allah Ta'ala :-)
Coba, sesekali kita renungkan dalam-dalam makna dibalik satu ayat saja kala kita membaca al-Qur'an, cari terjemahnya, lalu mulailah mentafakkuri satu ayat tadi, pasti kita menemukan pelajaran yang sangat luar biasa.
Sebab Al-Qur'an, bisa kita temukan keindahannya dengan perenungan, bukan sekedar dibaca atau dihafalkan begitu saja. Mencoba memahami putih di balik hitam. Bukan sekedar membaca hitam di atas putih semata.
Salah satunya, Sepenggal kisah hidup penuh perjuangan dari seorang wanita agung yang dihormati oleh lebih dari 5 milyar penduduk bumi. Yang terekam dalam Al-Qur'an, dalam surat yang menyandang Nama wanita mulia itu, Bunda Maryam.
Saat beliau melewati fase yang begitu sulit dalam perjalanan hidup beliau dengan penuh ketenangan, kesabaran serta keteguhan luar biasa, dan pelajaran akan ketawakkalan serta kepasrahan tiada banding pada Sang Pencipta. Sebagai bukti akan kepahaman mendalam beliau mengenai kehidupan.
Tepatnya adalah ketika beliau seorang diri tertatih-tatih dan terlunta-lunta meninggalkan kota yang seluruhnya menuduhnya berbuat amoral sampai akhirnya melahirkan Bayinya, Isa/Yesus, di daerah Betlehem, di dekat sebatang pohon kurma, dalam kesendirian.
Apa yang diperintahkan Allah padanya? Goyang pohon kurma yang ada di sampingmu itu, akan berjatuhan setelah itu kurma-kurma muda untuk kamu makan dan mengembalikan kekuatan tubuhmu.
Sederhana, kisah seorang ibu, yang baru saja melahirkan, dalam keadaan yang sangat lemah sekali, disuruh menggoyang pohon kurma, agar buahnya berjatuhan untuk dimakan.
Tetapi jika diperhatikan, ada sebuah keanehan yang amat sangat dalam kisah ini, sekaligus pelajaran yang luar biasa besar.
Pohon kurma, adalah pohon yang kokoh dan bisa tumbuh tinggi menjulang sebagaimana layaknya keluarga pohon-pohon ini, palmeae. Untuk mengambil buah dari pohon kurma, tidak bisa kecuali harus dengan dipetik. Jadi, andai pohon ini digoyang oleh lelaki bertenaga gorilla sekalipun, buahnya tidak akan jatuh, meski sebutir saja !
Tetapi dalam ayat itu, Bunda Maryam diperintahkan untuk menggoyangnya, sementara beliau berada dalam puncak kondisi kelelahan luar biasa usai berjalan jauh meninggalkan kota dan melahirkan bayinya. Semua wanita, tahu kondisi ini.
Sebuah pelajaran kehidupan, bahwa segala sesuatu harus ditempuh dengan usaha. Sesederhana apapun usaha itu. Al-Akhdzu bil asbab, menempuh sebab, adalah suatu keharusan, meskipun sebabnya berbeda-beda, ada yang harus kerja keras ada yang tidak perlu mengeluarkan keringat. Sesuai tingkatan ketaqwaan masing-masing.
Harrik Yadak Turzaq, gerakkan tanganmu, pasti kamu akan diberi rizki. Sekaligus pelajaran yang sangat penting setelah itu, bahwa usai kita usaha, maka soal hasilnya kita harus segera mengembalikannya pada Allah Ta'ala. Dalam titik ini kita harus sepenuhnya segera kembali dan pasrah total kepada Allah dengan penuh pengharapan.
Karenga, Ketidakpahaman mengenai konsep bilateral antara usaha dan tawakkal, akan menyebabkan ketidakstabilan sekaligus ketidakseimbangan dalam hidup seseorang. Yang ujungnya, membuat dirinya kehilangan ketenangan, keputus asaan, yang kemudian akhirnya mendorongnya melakukan hal-hal yang tak sesuai dengan moral dan agama. Na'udzu billah.
Adapun jika kita mampu memahami dengan baik hubungan Usaha dan Tawakkal, maka dari sini kita akan mampu bersyukur atas hasil dari apapun yang kita dapat, terlebih jika memuaskan.
Jadi, tidak ada ceritanya seseorang memperoleh sesuatu tanpa bekerja, meski kerjanya hanya sekedar membolak-balik lembar buku, atau memutar tasbih saja.
Maka pada akhirnya, jika memang usaha kita itu belum menghasilkan sesuatu yang kita harapkan, dengan pemahaman akan konsep tawakkal yang bagus, akan mengantar kita untuk terus berusaha dan tidak putus asa serta pantang menyerah.
Sebaliknya, jika usaha kita membuahkan hasil yang memuaskan, pemahaman ini akan membantu kita untuk bersyukur yang pada saat yang sama memberikan injeksi kesemangatan pada kita untuk terus menjadi lebih baik, menuju pribadi Muslim yang sempurna.
Kemudian? Saatnya mengukur tawakkal kita masing-masing pada Allah Ta'ala :-)